"Bu, aku lihat latihan reog dulu...".
Ya geliat kesenian reog di desa kami memang riuh kembali beberapa tahun ke belakang. Saat latihan yang biasanya dilakukan setelah Ashar di tanah lapang sebelah utara desa selalu ramai penonton. Muda tua berkumpul menyaksikan satu per satu personil reog beraksi. Lihat saja antusias remaja-remaja lelaki yang bersiul-siul saat jajaran penari jathilan masuk arena dan mulai menari.
Baiklah sebelum lebih jauh, yuk kenalan dulu sama kesenian reog. Kesenian ini kan asalnya memang dari Ponorogo, dan masih saudara jauh dengan tari Barong di Bali. Tetapi seiring berjalannya waktu banyak juga muncul grup kesenian reog dari daerah lain. Termasuk di desa saya ini.
Grup kesenian reog terdiri dari penari Barong/Dadak Merak, penari Warok, penari Bujang Ganong, penari Jathilan, dan kadang muncul pula penari Raja Kelana.
Penari Jathilan, biasanya terdiri dari anak atau remaja putri. Memainkan beberapa ragam tarian dengan menggunakan properti kuda lumping. Tak jarang ketika reog "digembyang" dengan full team dalam balutan kostum yang sesuai, penari Jathilan tidak hanya menari beregu, tetapi juga sendiri-sendiri.
Biasanya nih kalau satu penari Jathilan sudah maju ke tengah arena, penonton bareng-bareng bersorak. Akan ada adegan yang gemas-gemas gimana gitu, ketika penari Jathilan itu dengan centil menggoda. Entah itu menggoda Bujang Ganong, atau Warok, bahkan Dadak Merak tak luput juga dari godaan penari Jathilan.
Penonton jadi ger-geran melihat tontonan yang memang membuat kami sama-sama dilanda perasaan aneh, antara lucu, agak seronok, tapi penuh dengan gerakan-gerakan tari yang eksotis dan membuat mulut kami berdecak kagum.
Apalagi nih diantara penari Jathilan grup reog desa kami itu ada yang bergender lelaki. Coba bayangkan jika dia yang maju menggoda. Pasti seluruh penonton berteriak-teriak saking gemasnya. Lelaki kok mengoda lelaki :)
Coba toleh jajaran penonton yang terdiri dari remaja-remaja putri yang malu-malu memanggil jajaran penari Warok yang mayoritas remaja lelaki. Tak jarang di antara penari warok itu adalah kekasih dari penonton putri.
Penari Warok memang terdiri dari remaja atau lelaki dewasa. Jenis tarian yang dimainkan sama tangkasnya dengan Bujang Ganong tetapi memiliki struktur yang berbeda dan sangat terlihat lebih dewasa. Anak-anak kecil biasanya takut jika melihat penari Warok karena dandanan mereka yang seram.
Puncaknya semua bersorak ketika dadak merak masuk dengan megah ke tengah arena. Meliukkan badan dengan tangkas meski sambil menahan beban puluhan kilogram di mulutnya.
Memang penari Barong atau Dadak Merak ini adalah pusat dari kesenian reog. Dengan Dadak Merak yang besar dan berat itu, aura yang dipancarkan memang sangat berbeda. Nah penari Barong ini bukan sembarang orang. Tugasnya cukup berat, harus bisa menari sambil menahan beban lebih dari 50 kg dengan giginya.
Jadi topeng Dadak Merak itu bukan dipakai dengan dililit tali, tetapi digigit dengan gigi. Lantas kalau ada pertanyaan muncul, memangnya manusia biasa kuat? apa giginya tidak lepas semua?
Nah entahlah, saya juga tidak ingin berspekulasi, bagaimana mereka kuat menahan beban itu. Yang jelas atraksi Dadak Merak adalah tontonan paling ditunggu.
Eits, akibat terlalu fokus ke tarian, jadi lupa ada anggota grup kesenian reog lain. Mereka ini nafasnya reog, tanpa mereka reog tidak akan sempurna. Ya mereka adalah para penabuh gamelan yang sesekali menyanyikan tembang di sela-sela permainan gending.
Sementara ini pemain gamelan grup reog Singo yudho Budoyo masih didominasi kaum lelaki. Namun bukan mustahil jika nanti akan ada pemain gamelan seorang perempuan. Mungkin ini karena permainan gamelan untuk reog cenderung rancak dan semangat. Juga tembang yang harus dinyanyikan berupa teriakan-teriakan penyemangat.
Tak jarang ada aura mistis yang terasa saat reog di-gembyang meski hanya untuk latihan. Jenis gendingnya itu memang secara tidak langsung membawa alam bawah sadar kita merasakan sesuatu di luar kehendak tubuh sendiri. Coba saja dengarkan.
Kesenian reog muncul di desa Sungegeneng jauh setelah gebyar wayang songsong meramaikan kesenian tradisional di desa ini. Reog dibawa oleh pendatang dari Ponorogo yang menikah dengan salah satu warga dan menetap di desa ini. Kesenian reog mulai dimainkan di awal tahun 90-an oleh generasi awal pemain reog. Saat itu kami menyebutnya kesenian reog Pendul Jaya. Anggotanya tentu saja saat ini sudah berusia lebih dari separuh abad.
Sayangnya geliat seni di desa Sungegeneng ini ikut menua bersama dengan para punggawanya. Seperti hilang dan sengaja ditinggalkan. Beberapa kesenian lokal mati suri, seperti wayang songsong, grup orkes, stasiun radio, dan bahkan kesenian reog itu sendiri.
Gaung budaya tidak terdengar sama sekali. Wayang Songsong sudah tidak pernah lagi dimainkan. Untungnya kami masih bisa menyaksikan reog meski hanya saat karnaval kemerdekaan di bulan Agustus. Itu pun dengan pemain dari anggota awal yang tidak lengkap dan kebanyakan sudah berusia lanjut dan tidak bisa maksimal memerankan peran mereka. Jangan bayangkan penari Jathilan ya, grup reog awal tidak punya penari Jathilan, hanya Dadak Merak, Bujang Ganong, dan Warok. Sayang sekali kan ya.
Saya tentu saja bangga, kemudian ada banyak pemuda yang concern dengan kesenian tradisional dan mau melestarikan budaya desa. Jadi geliat reog kembali subur beberapa tahun ke belakang dengan adanya regenerasi anggota dan perubahan nama menjadi kesenian tradisional Reog Singo Yudho Budoyo.
Padahal beberapa dekade ke belakang, reog desa Sungegeneng yang masih bernama reog Pendul Jaya tidak berkembang, gaungnya hanya terdengar saat perayaan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, alat-alat reog dan pemainnya praktis menganggur.
Tetapi tepat sebelum pandemi, gaung reog Singo Yudho Budoyo mulai kembali terdengar. Bukan lagi dimainkan oleh bapak-bapak generasi awal, tetapi ada regenerasi. Pemuda dan pemudi desa giat berlatih. Kadang Minggu sore, kadang juga Minggu malam.
Apa yang kemudian membuat kesenian reog ini kembali bergeliat? ketika saya coba cari tahu dari para anggota, berkembangnya internet-lah penyebabnya. Apa yang dibawa internet, baik informasi, maupun konten telah menggerakkan generasi muda untuk mau ikut serta melestarikan kebudayaan. Memang dunia seperti ini adalah makanan mereka sehari-hari. Dekat seperti sahabat. Jadi memang mungkin sangat cocok dan memudahkan
Masifnya informasi yang bisa diakses melalui internet ternyata tidak hanya berdampak negatif pada para pemuda dan pemudi desa. Mereka tidak hanya mengakses internet untuk hal-hal tidak berguna. Ternyata manfaat internet juga dirasakan dalam bentuk kembali semarak dan lestarinya budaya Indonesia pada umumnya dan budaya desa pada khususnya. Dalam hal ini kesenian reog Singo Yudho Budoyo.
Banyaknya tontonan reog di kanal-kanal media digital menggerakkan anak-anak bangsa ini untuk kembali concern mengembalikan kejayaan kesenian reog desa.
Bayangin nih pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta penduduk per Januari 2022 menurut DataReportal. Menempati urutan ke-4 dengan pengguna internet terbanyak. Tingkat penetrasi sudah mencapai 73,7 % dari total penduduk Indonesia. Gila banget nggak nih. Eits tapi itu yang terdata ya. Menurut saya di lapangan datanya akan lebih besar dari itu.
Karena ada lonjakan penggunaan internet sejak pandemi melanda secara global. Memang pandemi memaksa kita membatasi kegiatan di luar rumah, tetapi pandemi pula yang secara masif membuat penggunaan internet melonjak tajam.
Semua kegiatan sehari-hari mulai mengalami pergeseran sejak pandemi tersebut. yang awalnya manual, sekarang jadi serba digital. Yang mulanya analog juga mau tidak mau harus menyesuaikan menjadi digital.
Siswa dan guru harus banyak menggunakan internet untuk pembelajaran jarak jauh. Media yang digunakan biasanya grup whatsapp, youtube, video conference, google classroom, dan media lain yang relevan.
Bayangkan jika koneksi internet = nol. Dapat dipastikan pembelajaran tidak bisa berjalan dengan baik. Di sinilah peran internet sangat dominan dalam kehidupan masyarakat saat pandemi.
Internetnya Indonesia sekarang menjadi salah satu komoditi wajib yang harus dimiliki masyarakat. Nggak ada internet nggak asyik. Nggak ada internet berasa mati saja. Kadang sampai ada lelucon "gak mangan yowes pokok iso tuku kuota" alias "Nggak makan nggak apa-apa yang penting bisa beli kuota".
Terbukti bahwa dunia memang mengarah untuk menjadi digital secara global. Apa-apa yang terjadi di belahan dunia lain bisa disaksikan secara live. Bukan sulap bukan sihir. Internet telah mengaminkan semuanya terjadi.
Pertanyaannya: "Dengan segudang manfaat internet untuk dunia saat ini, apa akan ada simalakama?"
Saya dan teman-teman pasti juga sadar bahwa internet membuat aktivitas tanpa batas bisa dilakukan dengan sangat baik. Nyaris sempurna bahkan. Tetapi memang saya juga tidak menutup mata bahwa internet juga menghadirkan hal-hal negatif jika tidak disikapi dengan baik..
Disinilah pentingnya generasi saat ini untuk melek literasi digital. Apa itu literasi digital? baiknya kita kenali dulu apa sih dunia serba digital itu?
Digital sendiri bisa diartikan sesuatu yang berhubungan dengan informasi, teknologi komputer dan gambar elektronik. Kalau saya sih digital itu ya dunia yang ada dalam komputer atau smartphone.
Dunia digital berarti dunia maya, dunia yang berbeda dengan dunia yang kita tinggali saat ini karena hanya ada di dalam sebuah alat yang bernama komputer.
Karena adanya dunia baru ini, maka manusia juga harusnya punya semacam pelindung dari ancaman dunia digital tersebut. Ingat setiap hal ada pro dan kontra kan.
Literasi digital yang saya bilang tadi adalah salah satu cara agar kita, saya dan teman-teman tidak tergerus oleh masifnya digitalisasi saat ini.
Apa sih literasi digital itu? secara singkat literasi digital adalah kemampuan pengguna untuk lebih bijak menngunakan dan mengakses teknologi. Kita juga tahu saat ini digitalisasi sudah merambah ke berbagai bidang, baik pendidikan, ekonomi, kesehatan, bahkan politik.
Ada empat pilar literasi digital yang perlu kita pahami dan lakukan agar tidak terimbas hal-hal buruk dari digitalisasi.
#1
Digital Culture, atau budaya di ruang digital bisa diartikan bagaimana kita, secara signifikan membentuk cara kita berinteraksi, berpikir dan berkomunikasi di ruang digital.
"Junjung tinggi dan hormati nilai kemanusiaan, kebebasan berekspresi, perbedaan dan keragaman, keterbukaan dan kejujuran, hak individu atau lembaga, hasil karya orang lain, norma masyarakat, dan tanggung jawab saat di dunia digital"
#2
Digital Safety, atau keamanan digital adalah kemampuan melindungi diri dan aset digital ketika berada di ruang digital.
"Waspada konten negatif, hoax, kejahatan penipuan, perjudian, eksploitasi seksual baik pada anak maupun dewasa, ujaran kebencian, dan radikalisme berbasis digital"
#3
Digital Ethics, atau etika digital merupakan sebuah cara untuk mengembangkan tata kelola etika digital di kehidupan sehari-hari.
"Perlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan. Jangan menyebar berita hoaks, jangan melakukan cyber bullying, jaga setiap tindakan kita saat di ruang digital"
#4
Digital Skills, atau ketrampilan digital adalah kemampuan memanfaatkan teknologi perangkat digital.
"Kuasai internet of things, data analitics, web development, search engine optimization, dan project management"
Dengan memegang teguh empat pilar yang terkandung dalam literasi digital, saya yakin kita tidak akan mudah terjerumus dan merugikan diri sendiri ataupun orang lain saat berada di ruang digital.
Memang pergeseran tengah dan sedang terjadi dalam kehidupan manusia saat ini. Segala-galanya sudah berubah ke era digital. Perhatikan saja di sekeliling. Semuanya sekarang serba instan dengan adanya digitalisasi. Lihat saja semua sudah mulai diawali huruf "e" yang merupakan singkatan dari "electronic".
Dulu kalau mau belanja harus ribet ke tokonya baru beli, sekarang dari rumah saja tinggal scroll hp lihat-lihat barang, pilih, check out, dan tinggal nunggu barang sampai di rumah. Namanya e-commerce, alias belanja online. Aplikasinya banyak tinggal pilih. Ada Shopee, Lazada, Tokopedia, dll.
Mau beli tiket baik kereta atau pesawat, bahkan booking kamar hotel, atau beli tiket wisata cukup dengan smartphone atau laptop. Bayarnya pakai e-payment alias pembayaran online. Aplikasi pembeliannya bisa pakai traveloka, tiket.id, dll. E-payment-nya bisa pakai mobile banking, OVO, DANA, FLIP, dll. Bayak sekali pilihan.
Di dunia pendidikan ada namanya e-learning. Belajar bisa dimana saja, kapan saja. Nggak harus monoton di ruang kelas yang membosankan. Materi pelajaran, atau media yang digunakan juga jadi lebih beragam dan menarik perhatian siswa. Pelatihan-pelatihan juga sekarang bisa dilakukan secara daring tanpa tatap muka, kecuali untuk hal-hal tek,nis yang butuh bersentuhan dengan alat.
Untuk hiburan malah lebih banyak lagi. Ada TV digital, streaming video, video on demand, game online, fasilitas chatting, dan medsos yang luas sekali impact-nya.
Bahkan saat ini ada pergeseran pola pikir generasi muda. Mereka prefer berkarier di bidang digital dengan menjadi youtuber, blogger, content writer, content creator, dan hal-hal lain yang masih berada di dunia digital. Termasuk adik saya yang lebih tekun menggarap akun miliknya yang mengulas tentang game online daripada kerjanya sebagai desaigner di tempat printing.
Kalau ingin mengulik kembali, memang impact dari pandemi lah yang membuat digitalisasi berkembang lebih cepat dari yang diharapkan. Dan mempengaruhi gaya hidup masyarakat secara global.
Coba saja kita ingat, ketika pandemi menyerang. Semua lini kehidupan seolah dihentikan paksa. Karantina telah membuat manusia mau tidak mau harus memiliki cara baru untuk tetap terhubung dengan dunia. Itu sebabnya kemudian muncul istilah WFH (Work From Home). Aktivitas berpindah hanya di dalam rumah. Dan semuanya dilakukan secara daring. Baik bekerja, sekolah, maupun kebutuuhan hiburan.
Dunia digital itu sifatnya borderless alias tanpa batas. Bukan hal yang mustahil jika keamanan sebuah negara terancam karena ada serangan di ruang digital. Itu sebabnya penting sekali Indonesia untuk bisa berdaulat digital.
Mungkin ada yang tidak mengeri apa itu kedaulatan digital. Kalau secara garis besar kedaulatan digital itu kemampuan suatu negara serta warganya untuk memegang kendali atas data dan aktivitasnya di dunia digital.
Kalau ruang fisik, mudah saja pengaturannya, ada barang masuk ada bea cukai, ada orang masuk ada imigrasi, jadi untuk ruang digital juga harusnya ada regulasi yang mengatur kemanannya. Sementara ini masih mengacu pada PP tahun 2012 dimana mengharuskan data digital disimpan secara lokal agar tidak disalah-gunakan oleh pihak asing.
Apa sih yang harus disiapkan agar Indonesia menjadi negara yang berdaulat digital? Tentu saja infrastruktur dan SDMnya.
PT. Telkom Indonesia sebagai BUMN ditunjuk sebagai motor untuk mengakselerasi pembangunan infrastruktur digital di semua lini. Yang perlu disiapkan adalah pusat data dan perangkat digital. Saat ini PT. Telkom Indonesia menggenjot persiapan infrastruktur digital melalui penyediaan data center, cloud, dan fiber optic.
"Dulu ada program listrik masuk rumah, sekarang ganti dengan program wifi masuk desa"
Di era disrupsi ini kedaulatan digital adalah faktor kunci untuk melindungi pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Maka memang kedaulatan digital sangat wajib diusahakan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Ketika kedaulatan digital dimiliki oleh Indonesia maka masyarakat Indonesia tidak hanya sebagai konsumen saja tetapi memiliki kekuatan dan mampu bersaing dengan negara lain.
Menurut APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) pengguna internet di Indonesia sebanyak 210 juta per Mei 2022. Naik sekitar 35 juta pengguna setelah pandemi. Nilainya sudah mencapai 77% dari populasi penduduk.
Sumber: Telkom |
Kekurangan 23% populasi yang belum mengakses internet kemungkinan besar karena daerahnya bellum ter-cover internet. Termasuk daerah pedalaman. Inovasi yang dilakukan Telkom saya acungi jempol, yaitu dengan menghadirkan perangkat Mangoesky. Ini salah satu perangkat yang memungkinan penduduk desa untuk terhubung langsung ke jaringan satelit Telkom. Keren ya.
Dengan jumlah pengguna yang begitu besar tentu saja sebanding dengan banyaknya pemasukan dari sektor digital pada perekonomian Indonesia. Semoga kedaulatan digital di Indonesia segera terlaksana dalam waktu yang tak lama lagi.
PT. Telkom Indonesia menghadirkan IndiHome di tahun 2015 menggantikan Speedy yang akan ditarik merk dagangnya. IndiHome adalah jawaban PT. Telkom Indonesia untuk kebutuhan internet Indonesia. Memang ya tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri. Maka PT. Telkom Indonesia juga melakukan perubahan di lini bisnisnya. Menjadi motor digitalisasi Indonesia.
Tapi memang sudah jamak diketahui, kalau ngomong internet pasti pikiran kita langsung ke IndiHome. Otomatis.
Kenalan dulu yuk sama IndiHome. Kita kan tahunya IndiHome saja. Padahal itu singkatan dari Indonesia Digital Home. Baru tahu kannnnn...
IndiHome, sebagai fixed broadband milik PT. Telkom Indoneia menawarkan solusi cerdas dan kemudahan untuk kebutuhan internet Indonesia. Teknologi yang digunakan adalah fiber optic. Karena pakai fiber optic jadi kita tidak perlu takut adanya kendala cuaca karena teknologi ini tidak akan terpengaruh cuaca dan kecepatan internet tetap terjaga.
Takut gangguan elektromagnetik? eits teknologi fiber optic itu transfernya pakai aliran cahaya. Jadi tidak terpengaruh sama sekali jika ada gangguan elektromagnetik di sekitarnya. Bisa buat transfer dengan jarak jauh tanpa perlu penguat sinyal. Itu sebabnya jaringan IndiHome tersebar dengan jangkauan di seluruh wilayah Indonesia.
Tahu sendiri kan kalau Indonesia itu negara kepulauan. Tetapi memang PT. Telkom Indonesia benar-benar serius menggenjot pertumbuhan infrastruktur digital. Jadi meski terpisah lautan, jaringan IndiHome tetap bisa dinikmati dengan baik.
Ini jadi jaminan masyarakat Indonesia akan mampu berdaulat digital dan melakukan aktivitas tanpa batas dalam kehidupan sehari-hari.
Mau nonton streaming tidak perlu takut macet karena sinyal. Mau belanja-belanja online juga lanjut aja, asal jangan sampai amblas isi kantong :). Kalau seperti adik saya sih jadi lebih kerasan di rumah sampai pilih kuliahnya online saja karena layanan IndiHome yang ciamik.
Mau ngonten mulus nggak ada hambatan. Terbukti channel youtubenya lancar upload. Belum reel, tik tok, dan kerjaan lain. Saya juga tidak terhambat ketika harus memberi materi via video conference. Kebetulan job-nya sedang rame buat kasih semacam talkshow ataupun bertemu siswa di kelas maya.
Benar-benar IndiHome memberikan keleluasaan untuk beraktivitas tanpa batas.
Jadi saya hanya bisa tersenyum sambil menunjukkan perangkat IndiHome yang terpasang di ruang tengah.
IndiHome yang infrastruktur fisiknya pakai teknologi FTTH (Fiber To The Home) punya layanan Triple Play, yaitu Internet Fiber (Internet Cepat), Telepon Rumah (Fixed Phone), dan TV Interaktif (Usee TV).
#1 Internet Fiber
Internet fiber adalah internet dengan koneksi super cepat. Kecepatan transfer datanya sampai 100 Mbps karena memakai kabel fiber optic. Bebas gangguan cuaca maupun elektromagnetik. Ini karena fiber optic itu transfer datanya bukan pakai aliran listrik tapi aliran cahaya.
Teman-teman bisa pilih paket yang sesuai dengan kebutuhan harian. Oh iya saat ini IndiHome sudah menghapus paket 10 Mbps karena kebutuhan internet masyarakat Indonesia semakin menuntut kecepatan yang mumpuni. Minimal IndiHome menyediakan paket 20 Mbps.
#2 Telepon Rumah
Yah memang mungkin telepon rumah saat ini sudah banyak ditinggalkan dan berganti pakai telepon seluler. Tetapi IndiHome masih menyediakan hingga 1000 jam telepon, baik lokal maupun interlokal.
Jaringannya juga masih mulus dan minim gangguan. Suara yang masuk dan keluar terdengar dengan jernih dan jelas.
#3 TV Interaktif
IndiHome menawarkan layanan TV interaktif pertama di Indonesia. Namanya Usee TV. Enaknya apa? Usee TV dilengkapi fitur-fitur keren yang memanjakan pelanggan. Ada fasilitas playback, pause and rewind, TV storage, TV on demand, Video on demand, dan karaoke.
Ada banyak channel yang ditawarkan baik nasional maupun internasional. Sebanyak 238 channel sudah tersedia di layanan TV interaktif IndiHome. Asyik kannn.
Yang suka ya anak-anak. Berjam-jam kuat lihat kartun. Ya lumayan meminimalkan penggunaan HP juga sih. Kalau saya biasanya nonton MotoGP atau drakor. Khas ibu-ibu.
Ah sampai lupa, sekarang IndiHome juga menyediakan layanan ekosistem digital atau digital ecosystem.
Layanan ekosistem digital berjuang untuk mewujudkan Rumah Pintar. Di dalamnya ada layanan IndiHome smart, wifi.id seamless, cloud storage, akses ke kanal edukasi IndiHome study, layanan ekosistem gaming Qoo, konten hiburan dan musik seperti Langit Musik dan Ikonser.
IndiHome berharap dengan semakin banyaknya layanan yang diberikan, masyarakat Indonesia akan bisa berdaulat digital dalam waktu yang singkat.
Pulau-pulau terluar Indonesia seperti Bintan, Karimun, Kei, Rote dll sudah tersambung jaringan infrastruktur IndiHome. Serat fiber sudah membentang sejauh 166,343 km dari pusat kota ke desa-desa terpencil. Setara dengan 4 kali keliling bumi. Wow.
Buktinya saya yang tinggal di desa terpencil sekarang sudah bisa menyambung internet tanpa kendala.
Komitmen IndiHome untuk menjadi penyedia internetnya Indonesia yang utama ditunjukkan dengan 3 domain kerja IndiHome.
#1 Digital Connectivity
Sebagai market leader pada domain digital connectivity di Indonesia, IndiHome mewujudkan komitmen dengan percepatan pembangunan infrastruktur jaringan hingga mencakup seluruh pelosok Indonesia, meski terpisah lautan.
Di masa pandemi kemarin digital connectivity IndiHome benar-benar sangat membantu dalam keberlanjutan pembelajaran siswa. Dengan adanya karantina dan harus school from home tentu saja e-learning lah yang paling pas dilakukan.
Kebutuhan internet untuk pembelajaran tersebut disediakan oleh IndiHome dengan baik. Itu sebabnya saya memasang paket 30 Mbps untuk kebutuhan internet semua anggota keluarga. Kok banyak? ya...untuk video conference dan streaming itu butuh kecepatan data yang mumpuni biar nggak ada macet.
Banyak pilihan paket lain yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan kok. Murah lagi, mulai dari 275.000/bulan sudah dapat koneksi internet yahud.
Kalau pengguna banyak dalam satu ruang/gedung, tidak perlu khawatir karena IndiHome menyediakan sampai 100 Mbps.
#2 Digital Platform
Digital platform IndiHome di akselerasi dengan penyediaan data center (pusat data) dan cloud storage (penyimpanan digital). Kalau di IndiHome ini yang paling mudah dikenali ya dari aplikasi My IndiHome.
Biasanya saya suka buka My IndiHome untuk melihat penggunaan kuota atau cek tagihan bulan berjalan. Sangat jarang dan bisa dibilang tidak pernah kirim tiket keluhan karena ada kendala pada performa IndiHome. Enaknya ada sistem reward yang bisa ditukar, misal untuk belanja dan lain-lain.
#3 Digital Service
PT. Telkom Indonesia berkomitmen sebagai penyedia internet terbesar di Indonesia. Pembangunan infrastruktur yang dilakukan adalah dengan tujuan agar dapat memberikan pengalaman digital terbaik untuk pelanggan.
Pernah nggak teman-teman kesulitan karena kuota habis dan berada di tempat yang tidak punya wifi? nah layanan Wifi corner yang diberikan Telkom bisa dimanfaatkan. Kecepatannya sampai 1Gbps lumayan lah buat penyelamat saat kritis.
Pusatnya ada di plasa Telkom di masing-masing daerah kalian. Harganya juga terjangkau sekali. Mulai Rp. 5000-50.000.
Kalau ingin tahu dimana ada lokasi wifi corner terdekat atau mau beli paket layanannya bisa banget pakai aplikasi wifi Go.
Bayangkan kalau tiap hari kebutuhan kuota begitu banyak, yang paling banyak tentu kebutuhan adik saya untuk streaming dan bikin konten.
Ini nih kelebihan IndiHome yang bikin kami akhirnya luluh dan memasangnya di rumah.
#1 Bisa pilih paket sesuai kebutuhan
Coba deh lihat flyer yang dibagikan sales IndiHome di atas. Kita bisa bebas pilih paket sesuai apa yang kita butuh. Mau kecepatan berapa, pakai Usee TV apa tidak tinggal pilih.
#2 Bisa lihat tayangan favorit tanpa jeda
Kalau pilih paket yang Triple dan ada Usee TV nya kita jadi nggak perlu khawatir tertinggal tayangan favorit pas sibuk. Bisa lo diputar ulang di Usee TV tersebut. Channelnya juga banyak, baik nasional maupun internasional. Bisa di play back dan diputar berulang.
Layanan Usee TV juga punya fitur tambahan yang ciamik, ada video on demand, karaoke, dan video recorder. Asyik toh :)
#3 Jaringan cepat dan stabil
Yah sudah pada tahu kalau IndiHome itu fixed broadband yang pakai fiber optic sebagai infrastruktur jaringannya. Lebih cepat tanpa gangguan baik cuaca maupun elektromagnetik.
#4 Unlimited
Enak banget kan, kita bisa menggunakan internet sepuasnya tanpa khawatir pada sisa kuota. Pokoknya silahkan di puas-puaskan deh, mau browsing, uploading, downloading, streaming. Monggo....
#5 Layanan teleponnya luar biasa
Dalam paket yang ditawarkan IndiHome ada paket telepon sampai 1000 menit ke manapun, kapan pun. Meski jaringan telepon rumah saat ini sudah banyak ditinggalkan, tetapi jaringan telepon IndiHome ini jernih dan sangat minim gangguan. Mau nelpon pacar sampe ketiduran juga nggak masalah. :)
#6 Bisa bayar dimana saja
Nggak mau langganan IndiHome karena takut bayarnya susah? eits tunggu dulu. Mau bayar IndiHome itu mudah banget lo, mau yang online atau offline bisa. Jadi nggak perlu ke plasa Telkom juga buat bayar.
Mau pakai e-payment boleh. Mau yang offline bisa pakai fastpay. Di fastpay ada banyak keuntungan yang bisa didapat. Dan gerainya juga banyak.
#7 Ada perlindungan dari virus digital
Nah yang bikin makin cinta sama IndiHome itu kita nggak perlu takut kena ancaman virus dari ruang digital. IndiHome punya Trend Micro Security System yang bisa melindungi baik dari spyware, malware, phising atau konten ancaman yang lain.
Kita bisa pilih internet security untuk pengguna pribadi atau family security untuk perlindungan keluarga. Bagus kannnn.
#8 Customer servicenya keren
Dibanding dengan customer service lain, CS IndiHome dapat penilaian yang paling baik lo. Kenapa? karena penanganannya cepat dalam menangani keluhan pelanggan. Langsung call ke 147 jika ada keluhan yang mau dikonsultasikan. Keren kan ya...
Sudah jamak kita tahu bahwa IndiHome sebagai internetnya Indonesia memiliki manfaat tanpa batas. Lalu apa saja manfaa internetnya Indonesia ini pada grup kesenian reog Singo Yudho Budoyo milik desa Sungegeneng?
Hasil ngobrol-ngobrol dengan anggota grup kesenian ini, yang kebanyakan memang tetangga saya sendiri, saya menyimpulkan ada beberapa manfaat IndiHome tersebut pada perkembangan grup seni reog SIngo Yudho Budoyo.
#1 Memantik minat generasi muda
Baiklah selama beberapa generasi tidak pernah ada regenerasi pada grup kesenian reog yang masih bernama Pendul jaya. Anggota hanya sebatas bapak-bapak yang sejak awal memang sebagai pionir di kesenian reog ini.
Internet benar-benar membuka jalan pada perkembangan kesenian reog yang sekarang bernama Singo Yudho Budoyo ini. Saya ingat betul waktu pertama kali pindah ke desa ini sekitar 12 tahun yang lalu, sinyal sulit sekali di dapat, waktu itu hanya Telkomsel saja yang bisa masuk.
Itu untuk sinyal provider ya, internet jangan ditanya, saya harus naik tinggi ke lantai atas, di tempat tandon air baru dapat. Alhamdulillah setelah IndiHome merambah masuk desa, kami terselamatkan.
Memang posisi desa saya itu di pelosok, jadi jauh dari mana-mana. IndiHome dengan jaringan fiber opticnya membawa banyak perubahan di desa kami.
Dengan hadirnya internet tersebut, akhirnya banyak pemuda dan pemudi desa yang menonton tayangan reog dari youtube. Melihat bagaimana banyak grup reog yang sukses di luar sana memantik keinginan pemuda dan pemudi desa itu untuk meniru. Mereka ingin juga menjadi sukses lewat kesenian daerah.
Generasi Z itu kan kebanyakan sudah membuat pergeseran cita-cita. Ya jadi youtuber lah, tik toker lah, yang berhubungan dengan dunia digital. Nah saya juga sangat mengapresiasi ketika pemuda dan pemudi desa ada yang punya kesadaran melestarikan kesenian lokal ini, meski ada embel-embel juga sih, yaitu dapat cuan dari konten reog di medsosnya :)
Jadi memang internetnya Indonesia mampu membawa manfaatnya pada ketertarikan generasi desa untuk kembali menyemarakkan geliat reog Singo Yudho Budoyo.
#2 Sarana memunculkan kreativitas
Bagaimana lantas IndiHome sebagai internetnya Indonesia mempengaruhi sisi kreativitas pemuda pemudi desa? ya dari seringnya mereka nonton tayangan youtube grup-grup reog dari tempat lain mereka jadi punya imajinasi untuk gerakan reog mereka.
Misalnya nih penari Jathilan, dulu kan belum ada. Nah sejak ada regenerasi ini pemudi desa mulai melakukan latihan. Gerakan tarinya mereka kreasikan sendiri dari hasil melihat youtube.
Toh tidak masalah menggabungkan macam-macam gerakan dari grup reog yang berbeda, tetapi mereka tetap punya ciri khas untuk tari Jathilan grup reog Singo Yudho Budoyo.
Yang paling saya suka itu penari Raja Kelana. Meski tidak selalu ada saat reog di-gembyang. Penarinya kita impor dari lain daerah, dia tinggal di Surabaya meski asli pemuda desa. Tarian Raja Kelana ini unik sekali. Penarinya meski cowok tapi mashaAllah gerakannya sungguh gemulai.
Di sini IndiHome sebagai internetnya Indonesia membawa manfaat pada kreasi beragamnya gerakan tari dan gending gamelan dari grup reog Singo Yudho Budoyo. Caranya dengan mencari referensi dari banyaknya tayangan reog yang bisa digunakan untuk menciptakan gerakan tari atau atraksi baru
#3 Sarana mengenalkan kesenian lokal
Dalam era dunia tanpa batas ini semua hal bisa diketahui hanya dalam waktu sepersekian detik. Jadi selain dari mulut ke mulut, grup kesenian reog Singo Yudho Budoyo juga berusaha mengenalkan diri dengan menggunakan media sosial yang dekat dengan anak muda.
Infrastruktur IndiHome yang sudah merambah desa kami tentu memberi andil dalam pengenalan grup reog Singo yudho Budoyo ke luar. Jaringan internet yang ciamik membuat proses pembuatan dan upload konten ke media sosial jadi mudah.
#4 Sarana promosi kesenian lokal
Sudah bukan hal baru, bahwa digitalisasi sangat ber-impact pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Termasuk pada bidang pedagangan. Promosi lewat media digital bisa dikatakan sebagai media paling jos untuk promosi. Dengan pengguna internet yang lebih dari 77%. Most of Indonesian people menghabiskan waktu hariannya dengan paling tidak memegang gadget antara 5-8 jam per hari.
Grup reog ini menjadi semakin dikenal masyarakat non lokal dengan banyaknya konten digital yang dijejakkan pada ruang digital baik oleh anggota maupun bukan anggota grup kesenian reog Singo Yudho Budoyo.
#5 Sarana penghubung antar anggota
Anggota grup reog Singo Yudho Budoyo saat ini tidak semuanya tinggal di desa. Ada beberapa orang yang harus tinggal di luar daerah, baik untuk meneruskan studi maupun bekerja.
Jadi bagaimana cara agar semua anggota bisa berkumpul untuk latihan, tampil, maupun mendiskusikan inovasi baru seperti gerakan tari atau gending baru?
Saat ini media Whatsapp grup dan Instagram banyak digunakan oleh anggota untuk memudahkan mereka koordinasi.
Jadi mereka yang memang tidak tinggal di Sungegeneng bisa memanajemen waktu untuk bisa berkumpul dan latihan bersama. Atau janjian ketemu dimana gitu saat harus tampil di luar kota.
Dunia digital yang borderless ini memang memanjakan dengan manfaat tak terbatas bagi kita. Semua lini kehidupan sudah dipegang erat di dalamnya. Tentu saja koneksi internet adalah hal wajib yang harus dimiliki oleh kita sebagai masyarakat dunia digital.
IndiHome sebagai internetnya Indonesia menjadi pelopor dalam menjaga kestabilan jaringan internet dan ketersediaan pasokan jaringan di seluruh pelosok Indonesia.
Nantinya saya berharap dengan semakin luas dan kuatnya jaringan IndiHome di Indonesia termasuk di desa saya, banyak kesenian lain, tidak hanya reog Singo Yudho Budoyo saja yang semakin berkembang.
Masih ada wayang songsong, eh iya kami kebetulan punya seniman wayang (beliau yang membuat wayang) di desa kami. Semoga geliat digitalisasi bisa menjangkau bidang budaya dengan lebih jauh lagi.
Saya tentu saja sangat berterima kasih pada IndiHome untuk dedikasinya memberikan akses internet merata untuk Indonesia. Dedikasi ini alhamdulillah diapresiasi dengan baik. Terbukti IndiHome baru-baru ini mendapat dua gelar prestisius di ajang bergengsi The Stevie Award. Penghargaan ini diperoleh berkat inovasi layanan digital marketing IndiHome.
Meski digitalisasi sedang menyusup di semua bidang kehidupan kita, melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal sangat dibutuhkan agar kita tidak kehilangan identitas di tengah masifnya perubahan dunia. Semoga.
Referensi
www.telkom.co.id
www.indihome.co.id
Artikel ini diikutkan dalam lomba IndiHome Blog Competition.
menyimak artikel budaya nan keren karya mbak Wita. Moga sukses di gelaran event ini. Salam kenal
ReplyDeleteterima kasih kak, semoga menginspirasi. Salam kenal.juga
Delete