Cerpen membawa saya harus jungkir balik mengejar ketertinggalan. Semenjak belia saya memang sudah kepincut dengan sastra. Hanya sebagai pembaca. Tapi kehidupan saya menjadi berubah sejak mengenal dunia tulis-menulis beberapa tahun ke belakang. Tertatih-tatih mencari pegangan untuk setiap karya dan tulisan yang saya buat.
Cerpen sendiri telah memberikan saya banyak hal, baik pelarajaran, teman, kompetisi dan penghargaan. Juga membawa nama saya menjadi salah satu pengisi rubrik di Jawa Pos.
"Seperti mereka, aku juga lelah, serba tergesa-gesa, tidak bahagia, dan tidak berguna"
Membaca Isyarat Cinta Yang Keras Kepala dari Puthut EA adalah salah satu cara saya untuk mengisi ilmu kembali. Sebagai acuan, dan bisa juga refleksi bagaimana nanti cerpen-cerpen baru saya tulis.
Buku ini termasuk karya lama dari Puthut EA. Terbit di tahun 2004 tapi baru saya miliki di tahun 2020. Alasannya lebih karena dulu saya lebih suka membaca buku-buku fiksi fantasi 😏 . Buku ini berisi 15 cerita pendek yang dirangkum menjadi satu dalam tema Isyarat Cinta Yang Keras Kepala. Ke-15 cerpen tersebut sebelumnya sudah pernah meramaikan berbagai media cetak sebelum dijadikan dalam satu buku.
Cerita-cerita seputar cinta dalam perspektif bermacam-macam digubah secara apik oleh beliau. Bagi yang suka cerita dengan banyak dialog di dalamnya siap-siap kecewa. Di buku ini Puthut EA sangat pelit menuliskan dialog. Narasi-narasi panjang semacam monolog sangat sering disajikan. Mungkin karena lulusan filsafat, Puthut EA membuat setiap cerita mengandung makna-makna yang harus digali dalam baru bisa ditemukan. Hal-hal remeh yang menjadi berat dan sangat sastra.
Cerpen dalam Isyarat Cinta Yang Keras Kepala
- Kamu, Ia, dan Kota Asing
- Anak Laki-Lakiku
- Pernikahan yang Hampa
- Rumah Hujan
- Empat Perempuan
- Sebuah Peristiwa Tentang Kematian
- Ruang Harapan yang Kembali Lengang
- Kitab Laknat : Mukadimah
- Gadis Kecil dan Perempuan yang Terluka
- Perempuan Tanpa Nama
- Isyarat Cinta yang Keras Kepala
- Cerita dari Lemari
- Orang Terakhir yang Ditunggu
- Seorang Pergi Mencari
- Tanpa Tanda Seru : Tiga Penggal Prosa-Lirik
Bagaimana penulis meramu cerpen-cerpennya? Dalam cerpen Empat Perempuan misalnya, Puthut menceritakan tentang 4 perempuan yang bekerja di satu tempat yang sama. Bersahabat namun mereka menyimpan rahasia-rahasia yang disimpan, tapi dalam cerpen itu dinarasikan oleh mereka masing-masing. Sesuatu yang sederhana seperti curhatan perempuan tapi ditulis dengan ringkas dan apik. Ada tamparan keras disajikan di lakon ke-empat dan membuat saya auto refleksi pada diri sendiri.
Gaya bercerita Puthut EA memang nyentrik seperti pada karya-karyanya yang lain. Bahkan di tulisan-tulisan non fiksi yang beliau buat pun tidak pakem pada kaidah-kaidah resmi. Selalu ada hal-hal nyeleneh yang dia singgung dan sampaikan pada mayarakat.
Seperti pada sampul buku yang dilukis dengan sederhana oleh Ega Fansuri. Seorang lelaki yang ingin menggapai sesuatu yang abstrak. Digambarkan sebagai tangan-tanga yang melingkup sebuah objek. Mungkin itu yang diartikan sebagai isyarat pada cinta, yang tidak setiap orang bisa membaca, atau menggapainya.
Buku ini sebenarnya sudah saya miliki sejak tahun 2020 lalu. Dan saya baca berulang-ulang saat sedang buntu dan butuh ide untuk membuat cerpen. Kali ini saya baca lagi ketika ada tantangan dari Reading Challenge dari ODOP. Membaca buku ini secara gamblang menambah referensi pada saya bagaimana menuliskan cerpen dari hal-hal sederhana menjadi sesuatu yang unik dan asyik. Dan juga bagaimana narasi panjang bisa menjadi penyelamat saat mengalami block menyusun dialog.
Cerpen-cerpen saya juga banyak didominasi narasi, ada seorang teman yang menjuluki saya sebagai penulis yang pelit dialog 😜. Jangan-jangan saya tertular mas Puthut EA ini. Oh iya favorit saya adalah Rumah Hujan, saya seperti diajak kembali menekuri buku Laut Bercerita milik Laila S. Chudori. Dan hujan adalah sesuatu yang saya suka dengan alasan yang tidak saya tahu.
Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca, terutama bagi teman-teman yang sangat suka cerpen. Bisa menjadi referensi yang bagus juga untuk mulai menulis cerpen-cerpen baru.
Yang ingin memiliki bisa langsung DM penerbit Mojok.co dan mencari tahu karya-karya Puthut EA yang lain. Selamat membaca, mari giatkan literasi bangsa.
Judul : Isyarat Cinta yang keras Kepala
Penulis : Puthut EA
Penerbit : Mojok.co
Cetakan ke-4 : Tahun 2017
Ilustrator : Ega Fansuri
Layout : Azka Maula
Ukuran : 13 x 20 cm, 160 halaman
ISBN : 978-602-1318-56-0
0 comments