Bagaimana kalian menafsirkan Hujan? atau Matahari? atau Hujan Matahari?
Ada banyak orang yang mencintai hujan, seperti saya salah satunya. Hujan yang basah, hujan yang sejuk dalam kungkungan mendung. Rela menunggu berbulan-bulan hingga ia datang. Sekedar mencumbui kaki-kaki hujan yang lancip itu menerpa wajah tengadah, atau kaki-kaki yang lincah berlari diantara genangan, atau cukup diam dan menikmati aliran air hujan itu jatuh dan memagari tubuh yang letih. Tapi bahkan banyak juga yang tidak menyukai hujan, dengan berbagai alasan. Hujan selalu menjadi alasan ketika melankolis itu tiba-tiba hinggap dan mampu menciptakan ribuan kata-kata bak pujangga sekaliber dunia.
Tapi ada pula yang begitu mencintai matahari. Dia yang terik, menghangatkan bumi dan menyinari hingga sudut-sudut. Dia yang membuat kita pontang-panting berteduh dari teriknya, entah di selasar, atau bawah pohon rindang. Tapi bukankah hujan pun melakukan itu. Saat usia mencederai masa, dimana kita seakan malu jika harus berhujan-hujan. Seperti anak kecil saja, katamu. Padahal bercumbu dengan hujan adalah saat yang paling dinantikan. Ketika dewasa hujan membawa kaki-kaki berlari di bawah atap-atap toko, berteduh. Dari basahnya, dari hangatnya.
Ketika hujan datang saat matahari terik, bukankah itu sebuah keindahan. Pelangi yang lahir dari tetes-tetes air yang mampu memecah putih dalam berbagai warna indah. Bukankah ketika itu bidadari turun dari langit untuk menjumpai bumi?
"Setiap harapan akan menimbulkan doa"
Hujan Matahari adalah buku pertama karya Kurniawan Gunadi yang dirangkum dari tulisan-tulisan yang dia buat di blog. Berisi berbagai cerita dan juga prosa tentang kehidupan sehari-hari, ikatan cinta yang islami dan juga nasehat orang tua pada anaknya. Membaca Hujan Matahari hampir sama rasanya dengan membaca karya-karya Kurniawan Gunadi yang lain, Lautan Langit Misalnya.
Buku ini terdiri dari empat bagian yang terinspirasi dari perpaduan hujan dan matahari dimana keduanya adalah sebuah sebab akibat dan saling bergantung satu sama lain.
Empat bagian Hujan Matahari karya Kurniawan Gunadi
- Sebelum hujan
- Gerimis
- Hujan
- Reda
Pesan yang bisa diambil dari buku Hujan Matahari Karya Kurniawan Gunadi
- Seorang laki-laki ibarat layang-layang dan perempuan adalah benang. Laki-laki tidak akan menjadi apa-apa tanpa perempuan. Maka jadilah perempuan yang tangguh sebagai benang agar layang-layang mampu terbang tinggi tanpa putus atau terbawa angin kencang.
- Laki-laki itu pengembara, perempuan adalah tempat tinggal, maka laki-laki akan menetap saat dia temukan rumah untuk tinggal, yaitu pernikahan. Jadilah perempuan yang pantas untuk ditinggali agar laki-laki tidak pergi.
- Laki-laki memiliki insting untuk melindungi, perempuan memiliki insting untuk ingin dilindungi semandiri apapun dia. Maka laki-laki akan kuat ketika ada perempuan. Dia akan berusaha semampunya untuk bisa melindungi, seperti fitrahnya.
- Cinta antara dua orang seperti energi dan potensi. Saat mampu bersinergi maka akan melipatgandakan energi hingga tak berbatas. Bukan cinta yang saling meniadakan, saling menjatuhkan.
- dan masih banyak lagi pesan-pesan di buku ini.
0 comments